Jagat maya kembali dihebohkan dengan beredarnya video asusila berdurasi delapan menit yang diklaim menampilkan sosok mirip Bulan Sutena. Video ini menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial, terutama di TikTok dan X.
Meski pihak Bulan Sutena telah memberikan klarifikasi, antusiasme publik terhadap video tersebut belum juga mereda. Dalam pernyataannya, selebgram asal Bali itu menegaskan bahwa dirinya tidak terlibat dalam video yang tengah viral tersebut.
"Video itu jelas bukan saya. Wajah saya hanya diedit," tegas Bulan Sutena dalam klarifikasinya di media sosial. Ia menjelaskan bahwa video tersebut merupakan hasil manipulasi digital, di mana wajahnya sengaja ditempelkan ke dalam adegan tidak pantas menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Banjir Spekulasi di Media Sosial
Meskipun klarifikasi telah disampaikan, pencarian terkait video ini masih tinggi. Beberapa akun TikTok, seperti @bulan_sutenavirl dan @bulan.sutena.B10, bahkan memanfaatkan momentum ini dengan mengunggah konten yang menarasikan video tersebut, sering kali disertai sindiran yang mengaitkan nama Bulan Sutena. Konten semacam ini menarik perhatian ribuan pengguna dan menuai banyak interaksi.
Di tengah maraknya spekulasi, warganet diimbau untuk lebih berhati-hati terhadap tautan video yang beredar. Banyak di antaranya yang hanya berupa jebakan digital (scam) atau modus penipuan daring yang dapat membahayakan data pribadi pengguna.
Bulan Sutena: Dari Konten Kreator ke Tantangan Baru
Terlepas dari isu yang menerpanya, Bulan Sutena tetap dikenal sebagai konten kreator berbakat yang meraih popularitas berkat kemampuannya dalam meng-cover lagu. Namanya mulai melambung setelah membawakan lagu "Terpesona", yang sukses menarik perhatian jutaan penonton.
Lahir di Bali pada 14 Mei 2004, selebgram dan TikToker ini kini memiliki lebih dari 9,6 juta pengikut di TikTok. Dengan berbagai konten positif yang ia ciptakan, tantangan yang dihadapinya saat ini menjadi ujian besar dalam perjalanan kariernya.
Sebagai figur publik, Bulan Sutena kini berhadapan dengan fenomena deepfake dan manipulasi digital, sebuah ancaman baru yang bisa menimpa siapa saja di era teknologi canggih ini.